http://manlumajang.sch.id, HUMAS-Siswa kelas percepatan MAN Lumajang mengikuti kegiatan sarasehan bertajuk “Jalan Kolonial dalam Lingkaran Aksara dan Sastra” yang diselenggarakan di aula asrama putri MAN Lumajang. Kegiatan ini menjadi ruang reflektif sekaligus edukatif bagi siswa untuk menggali lebih dalam hubungan antara sejarah, kolonialisme, dan perkembangan sastra Indonesia.

Sarasehan ini menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi dan pegiat literasi yang membahas jejak-jejak kolonial dalam karya-karya sastra Indonesia serta bagaimana aksara menjadi media perjuangan melawan penjajahan melalui narasi dan budaya.

Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh siswa kelas percepatan yang memang memiliki minat dan kemampuan lebih dalam bidang akademik, termasuk sastra dan sejarah. Dalam suasana yang akrab dan interaktif, peserta sarasehan diajak untuk berdiskusi, menganalisis teks sastra era kolonial, dan menyampaikan refleksi kritis mereka terhadap kondisi sosial-budaya saat itu.

Kepala MAN Lumajang, Edi Nanang Sofyan Hadi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini sebagai bagian dari penguatan karakter dan literasi siswa. “Sarasehan ini bukan hanya mengajak siswa memahami sejarah secara tekstual, tetapi juga mengasah kepekaan mereka terhadap nilai-nilai perjuangan, budaya, dan identitas bangsa. Melalui aksara dan sastra, kita belajar tentang kekuatan narasi yang mampu membentuk kesadaran kolektif,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa siswa kelas percepatan merupakan bagian dari generasi unggul yang harus terus diasah kemampuan berpikir kritis dan kreatifnya. “MAN Lumajang berkomitmen memberikan ruang pembelajaran yang bermakna dan kontekstual, salah satunya melalui kegiatan seperti ini,” lanjutnya.

Waka Kurikulum MAN Lumajang Siti Johar Insiyah turut menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program penguatan literasi dan karakter siswa, khususnya di kelas percepatan. “Kami ingin menanamkan pada siswa bahwa sejarah bukan hanya soal peristiwa, tapi juga bagaimana narasi dibangun melalui aksara dan sastra. Ini penting untuk membentuk kepekaan mereka terhadap realitas sosial dan budaya,” ujarnya.

Dengan semangat kebersamaan dan semangat belajar yang tinggi, kegiatan sarasehan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi siswa kelas percepatan untuk terus mengeksplorasi wawasan kebangsaan melalui jalur literasi dan budaya. (HUMAS)

Leave a Comment